TENTANG KANDANG KOMUNAL

Sapi, merupakan salah satu jenis ternak yang cukup banyak dipelihara masyarakat Indonesia. Secara umum, masyarakat Indonesia memelihara ternak sapinya di dekat rumah, yaitu berada dalam satu persil tanah dengan rumah dan bahkan terkadang menjadi satu dengan rumah. Kondisi ini tentunya berdampak negatif bagi kesehatan lingkungan rumah dan kesehatan anggota keluarga. Terlebih lagi bila kotoran ternak belum dikelola dengan baik, misal ditumpuk di pekarangan rumah (untuk kotoran padat) dan dialirkan ke pekarangan untuk kotoran cairnya/urine. Kotoran ternak yang belum dikelola ini juga akan menjadi gangguan bagi lingkungan (kebersihan, bau, pemandangan), dan juga gangguan bagi kesehatan. Kotoran ternak yang dibuang di lingkungan akan mencemari tanah dan air, sehingga menjadi penyebab penyakit.
Pemisahan ternak dari rumah merupakan salah satu solusi yang dapat dijalankan. Pada beberapa daerah sudah ada yang memisahkan ternak sapi dari rumah, dimana sapi-sapi warga ditempatkan pada kandang komunal/ bersama.
Kandang komunal merupakan kandang bersama yang secara umum disediakan oleh pemerintah setempat bekerja sama dengan instansi terkait, dimana penggunanya adalah semua warga yang mempunyai ternak. Biasanya kandang komunal diperuntukkan untuk jenis ternak tertentu yang disepakati, misalnya sapi. Pada kawasan kandang komunal biasanya dibangun persil-persil yang kemudian disewakan kepada warga, ada yang hanya disewakan dalam bentuk persil tanah dan pembangunan kandang dilakukan oleh masing-masing peternak yang akan menyewanya, namun ada juga yang disewakan dalam bentuk kapling bangunan (warga tinggal pakai).
Tipe kandang komunal dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Tail to tail

Kapling-kapling kandang berjajar 2 baris dan berada di bawah 1 atap dengan posisi ekor berhadapan dengan ekor, sehingga yang tampak dari luar kandang adalah kepala-kepala sapi sedangkan ekor berada di bagian dalam kandang.

2. Head to head
 

Merupakan kebalikan dari tail to tail, yaitu kapling-kapling kandang berjajar 2 baris dan berada di bawah 1 atap dengan posisi kepala berhadapan dengan kepala, sehingga yang tampak dari luar kandang adalah ekor-ekor sapi sedangkan kepala berada di bagian dalam kandang.
Di antara 2 tipe kandang komunal tersebut, secara relatif head to head lebih mudah untuk memberikan pakan karena petugas tidak harus berputar mengelilingi kandang. Namun jika masing-masing kapling disewa oleh peternak yang berbeda tentunya tipe tail to tail juga tidak akan terlalu menyulitkan.
Kandang ternak (sapi) juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Lantai tidak kedap air (impermeabel) dan kering, sehingga tidak terjadi rembesan kotoran ternak baik padat maupun cair ke tanah. Lantai kandang yang disarankan sesuai persyaratan kesehatan berupa lantai perkerasan (semen) sehingga tidak becek

Lantai kandang dibuat miring agar urine sapi dapat mengalir (di alirkan ke saluran yang disediakan, dan urine ini sebaiknya ditampung dalam bak/ kolam khusus agar tidak mencemari tanah – dalam diolah menjadi pestisida organik untuk pertanian)

Cukup cahaya matahari

Sirkulasi udara baik

Terdapat tempat pakan dan tempat pengumpulan kotoran yang terpisah

Ukuran ruang gerak sapi



Ukuran ruang yang dibutuhkan 1 (satu) ekor sapi lokal sekitar lebar 1,5 meter dan panjang 2,5 meter.