( Pengolahan Sampah )
Hampir setiap tanah kosong tersembunyi terdapat sampah, dikebun, ditepi jalan, dibawah jembatan, dipinggir sungai bahkan dikolong tempat tidurpun ada sampah. Permasalahan yang satu ini tidak dapat dipisahkan dari kita, karena sampah ini ada, karena kita juga. Untuk itu disini kita mencoba memecahkan persoalan sampah ini dengan cara yang kita dapat dari hasil study banding ke dsn. Sukunan yogyakarta. Meskipun bukan cara satu-satunya tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba.
Setiap rumah tangga memisahkan sampah sesuai jenisnya, seperti sampah plastik, kertas dan kaca/logam. Setelah penuh dibawa dan dimasukkan ke dalam drum sesuai jenisnya.
Petugas mengambil sampah sesuai jenisnya dari drum dibawa ke TPS kampung. Di TPS sampah dikemas dan di jual. Hasil penjualan untuk beaya operasional dan sisanya masuk kas kampung.
Sampah organik dari rumah tangga (sisa makanan, sisa sayuran, lauk, nasi dll) dikelola sendiri dengan gentong atau komposter, sedangkan sampah pekarangan dibuat kompos dengan bak pengomposan.
Sampah yang berada di dalam gentong yaitu sampah organik dan yang berada di bak pengomposan yaitu sampah pekarangan (non organik) setelah berumur 2 – 3 bulan sudah menjadi kompos sehingga bisa dipanen, dikemas dan dijual.
Plstik sachet minuman, snack dan refil merupakan bahan utama Unit Kerajina Daur Ulang yang sudah dipisahkan tadi. Hampir semua jenis bentuk barang kerajinan dapat dibuat seperti, aneka jenis tas, dompet, topi, tempat koran, map dll. Produk daur ulang dari styrofoam atau gabus putih menjadi bataco, pot dll.
Kesimpulan :
- Setiap rumah tangga menyediakan tempat sampah sesuai dengan jenisnya.
- Setiap kampung dibeberapa titik mempunyai drum pengumpul sampah sesuai dengan jenisnya.
- setiap kampung mempunyai petugas dan TPS (Tempat Pengumpul Sampah)
- Diadakan pelatihan
1. cara pembuatan kompos organik dan non organik.
2. membuat kerajinan daur ulang.